Class of Parenting Bersama Arif Rahman Hakim & Trianawati Nunung Bintari

Anak adalah anugerah terindah dan amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada setiap orang tua yang harus dirawat, diasuh, dididik, dilindungi, serta diperhatikan kebutuhan gizi dan kesehatannya sehingga dapat bertumbuh dan berkembang sesuai tahapan usianya. 
Seorang tokoh perempuan bernama Eglantyne Jebb adalah orang pertama yang membentuk hak – hak anak pada tahun 1923. Hal ini dilatarbelakangi keinginannya untuk melindungi dan memperjuangkan masa depan anak. Oleh karena itu, lahirlah hak – hak anak agar setiap anak dapat hidup, tumbuh, berkembang optimal demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
Namun, keberadaan hak – hak anak dalam masyarakat belum sepenuhnya diketahui dikarenakan kurangnya sosialisasi dalam masyarakat dan keluarga sehingga seringkali terjadi pelanggaran hak – hak anak. Dari pelanggaran hak anak akan mucul masalah pada diri anak yang pada umumnya terjadi, diantaranya :

2 Masalah Utama Pada Anak

Umumnya masalah pada anak dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu

masalah emosional dan masalah perilaku.




Masalah emosional yang lazim dialami oleh anak adalah kecemasan dan depresi. Berdasarkan hasil riset, kecemasan dan depresi cenderung akan mengarah kepada risiko menciderai diri sendiri sampai bunuh diri, seperti beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia.
Sedangkan untuk masalah perilaku, kasus paling sering yang dilaporkan yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau anak dengan masalah perilaku yang hiperaktif dan kurang perhatian. Sekilas masalah perilaku tidak terlalu berbahaya dibanding masalah emosional, tetapi penelitian yang dilakukan selama 10 tahun, didapatkan bahwa anak hiperaktif sering terjadi bersamaan dengan kondisi Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD).
ODD adalah kecenderungan perilaku anak yang menentang dan membantah orang dewasa sedangkan CD tampil dengan prognosis yang lebih buruk, yaitu anak cenderung akan melakukan tindakan melawan hukum, sampai terlibat penyalahgunaan narkoba dan pornografi. Pun begitu, sangat disayangkan ternyata Indonesia belum memiliki data yang akurat mengenai jumlah anak-anak yang mengalami masalah jiwa, baik emosional maupun perilaku.

Tahukan Anda?


Berdasarkan perkiraan dari World Health Organization (WHO) yaitu 10% dari jumlah total anak Indonesia mengalami masalah jiwa, berarti dari 24 juta populasi anak Indonesia 2,4 jutanya mengalami masalah jiwa, artinya bila kelompok ini tidak ditangani dengan tepat, maka risiko perilaku-perilaku menentang hukum, seperti perampokan, pemerkosaan, narkoba, dan terlibat pornografi sampai risiko bunuh diri sangat mungkin terjadi dan menimbulkan kerugian bagi semua pihak.

40%
40% anak-anak yang dilecehkan adalah korban kekerasan fisik, seksual, atau diabaikan secara emosional (tidak diperhatikan oleh orangtuanya).


63%
63% dari kasus bunuh diri remaja berasal dari anak fatherless (ayahnya tidak mau tahu, masa bodoh, atau tidak terlibat dengan pendidikan anak).
60%
60% dari orang-orang yang melakukan kejahatan pemerkosaan berasal dari anak-anak yang hidup dalam keluarga dengan orangtua tunggal.



















Pentingnya "Parenting Education" untuk Orang Tua Masa Kini



Pendidikan diawali dari keluarga. Keluarga adalah tempat pertama bagi  pembentukan dan pendidikan anak. Orang tua dan rumah adalah sekolah pertama  yang dikenal oleh anak, karena peran orang tua disini sangatlah penting.  Melalui orangtualah anak akan belajar mengenai nilai-nilai dan norma sebelum  anak memasuki jenjang prasekolah yaitu pendidikan PAUD maupun  pendidikan sekolah dasar. Orang tua harus memiliki bekal mengenai  berbagai macam informasi tentang pendidikan anak. 
Orang tua harus  memberikan tauladan yang baik bagi anak-anaknya, karena anak usia dini  adalah peniru yang ulung. Anak akan belajar melalui tahapan imitasi  yaitu meniru. Apa yang dilihat dan didengar anak akan ditiru oleh anak.  Jadi orang tua harus lebih berhati-hati dalam perilaku maupun perkataan.  
Oleh karena itu, Parenting education adalah metode yang tepat bagi  orang tua dalam pembentukan karakter anak. Parenting disini bukan hanya  sekedar mengasuh anak, namun orang tua harus mendidik, membimbing dan  melindungi setiap perkembangan anak. Parenting educarion sendiri  memiliki pengertian yaitu program pendidikan pengasuhan yang dilakukan  oleh lembaga untuk meningkatkan kualitas kepengasuhan dan tercapainya  visi-misi. Manfaat yang diperoleh dari parenting education yaitu  menambah wawasan dan pengetahuan orang tua dalam hal pengasuhan anak  sesuai dengan usia, karakter dan perkembangannya.
Bukti Hasil dari Parenting Education

Kisah ” Thomas Alfa Edison “Di Ohio, Amerika Serikat pada
tanggal 11 Februari 1847 , lahir seorang anak bernama panggilan Tommy. Dia
lahir dengan kemampuan biasa-biasa saja, tidak memiliki kecerdasan khusus
seperti anak-anak lainnya.


Saat belajar di sekolah, Tommy tidak mampu untuk mengikuti pendidikan yang dijarkan di sekolahnya. Oleh sebab itu , Tommy selalu mendapatkan nilai buruk dan mengecewakan.
Sangat bodohnya anak ini dalam pandangan pihak sekolahnya, sehingga para guru memilih untuk ‘angkat tangan’ dalam usaha mendidik Tommy.

Pada suatu hari, guru sekolah Tommy memanggil Tommy dan memberikan sepucuk surat kepadanya. Guru tersebut berpesan” jangan buka surat ini di perjalanan, berikan kepada ibu mu” . Tommy kecil dengan gembira membawa surat itu pulang dan memberikan kepada ibunya.

Menerima surat itu ; ibu Tommy membaca nya , lalu menangis. Sambil berurai air mata, dia membaca surat itu dengan suara keras :
“Putra Anda seorang jenius. Sekolah ini terlalu kecil untuk menampungnya dan tidak memiliki guru yang cakap untuk mendidiknya. Agar anda mendidiknya sendiri,” ujar sang Ibu dengan suara lantang.

Ibu Tommy berkata kepada Tommy bahwa “Kamu anak yang jenius nak, sekolah belum cukup baik untuk mendidik anak yang hebat seperti kamu. Mulai saat ini ; ibu yang akan mendidik kamu” Ibunya kemudian menarik Tommy kecil ke rumah dan meninggalkan sekolah.

Tommy menjalani pendidikan di rumah. Dengan demikian Tommy pun belajar dengan bebas dan leluasa di rumahnya tanpa harus memikirkan nilai – nilai pelajaran yang harus dicapainya.

Satu karakter yang luar biasa yang dimiliki Tommy adalah keinginan tahunya yang luar biasa besar ditambah sifat dasarnya yang pantang menyerah menghadapi apapun ini.
Tommy pun melakukan eksperimen – eksperimen hebat, sebelum memasuki usia sekolah Tommy sudah berhasil membedah hewan – hewan, hal ini karena keinginan tahunya yang besar terhadap hewan- hewan disekitarnya.

Di usia 12 tahun, Tommy kecil sudah memiliki laboratorium kimia kecil di ruang bawah tanah rumah ayah nya. Setahun kemudian dia berhasil membuat telegraf yang sekalipun bentuk dan modelnya sederhana dan primitif tapi sudah bisa berfungsi.

Di usia nya yang masih belia , Tommy sudah bekerja dan mencari uang sendiri dengan berjualan koran dikereta api selama beberapa tahun. Kemudian Tommy bekerja sebagai operator telegraf, kemudian  Tommy pun naik menjadi kepala mesin telegraf di Amerika.

Saat usia Tommy 32 tahun, dunia tidak lagi gelap gulita ketika malam hari. Tommy yang dianggap bodoh waktu kecil itu berhasil menciptakan bohlam lampu pijar, yang mengubah wajah dunia selamanya. Jauh setelah Ibunya wafat dan Tommy telah menjadi tokoh penemu ternama.

Suatu hari di rumah dia melihat-lihat barang lama keluarga. Tiba-tiba dia melihat kertas surat terlipat di laci sebuah meja.
Dia membuka dan membaca isinya:
“Putra Anda anak yang bodoh. Kami tidak mengizinkan anak Anda bersekolah lagi,” demikianlah isi surat yang sesungguhnya yang dibawa dan diberikan Tommy kepada ibunya , dahulu waktu sepulang sekolah.

Tommy menangis berjam-jam setelah membaca surat itu.Dia kemudian menulis di buku diary nya: “SAYA , THOMAS ALFA EDISON , ADALAH SEORANG ANAK YANG BODOH, YANG KARENA SEORANG IBU YANG LUAR BIASA, MAMPU MENJADI SEORANG JENIUS PADA ABAD KEHIDUPANNYA “

Jika anda menikmati ; lampu yang terang saat ini, ingatlah bahwa kita Berhutang bukan pada seorang Thomas Alfa Edison … tetapi kepada seorang Ibu yang melihat dengan cara yang berbeda. Mata kasih orangtua. Jika suatu hari nanti , putra atau putri anda mendapat “cap bodoh”, “cap nakal” , “cap lamban” atau cap lainnya , yang sama seperti Thomas Alfa Edison kecil, siapa yang akan anda percayai ? 

Belajar dunia parenting itu adalah masa kontrak yang tak pernah habis. Karena menjadi orang tua itu tak pernah ada batasan usia anak bahkan sampai mereka menikah  mereka tetaplah anak-anak kita. Jadi, begitu pentingnya pendidikan parenting untuk anak, masihkah anda tidak memperdulikannya?

Class of Parenting

Kini kami hadir dengan solusi yang praktis dan mudah bagi anda para orangtua, dengan membuka Class of Parenting bersama sang ahli Arif Rahman Hakim & Trianawati Nunung Bintari. Ini adalah sebuah kelas parenting online, dimana setiap peserta akan diberikan tips, pengetahuan dan konsultasi langsung tentang parenting selama 1 bulan penuh.
Materi dari Class of Parenting ini adalah materi yang ter-update, dimana materi ini akan relevan dengan kondisi anda sehari-hari. Materi yang akan diberikan ada 2 jenis yaitu materi khusus untuk anak dibawah usia 5 tahun dan anak diatas usia 5 tahun.
Semua materi  telah dirancang dengan baik, yang akan mengubah hidup anda dan anak anda menjadi lebih baik.

Sekilas Profil Narasumber

Nama : Arif Rahman Hakim,
Aktivitas : Pembicara Parenting, Pembicara Training-Training DPRD, Pembina Yayasan Pendidikan Ar-Raihan




Nama : Trianawati Nunung Bintari
Aktivitas : Pembicara Parenting, Pembina Yayasan Ar-Raihan, Pengurus Rumah Tahfidz Ar-Raihan

Menikah tahun 1989 dan dikaruniai 8 anak, berikut profilnya :
  1. Muhammad Zia Ul Haq kelahiran tahun 1990, lulusan dari ISI Yogyakarta, Jurusan Desain Komunikasi Visual, dan skripsinya pernah dibeli oleh penerbit di Jakarta untuk dicetak menjadi sebuah buku. Sekarang sebagai Freelance Designer, Ilustrator dan Comic Artis. Kini Muhammad Zia Ul Haq sudah menikah pada usia 22 tahun dan sekarang sudah dikaruniai 1 orang putra.
  2. Muhammad Ghozi Ul Haq lahir tahun 1992 saat ini sedang kuliah di Finlandia University of Lapland, dulu sempat kuliah di St Petersburg Russia karena mendapat beasiswa dan sekarang menjadi mahasiswa di Finlandia. Muhammad Ghozi Ul Haq menikah diusia 23 tahun.
  3. Sholihah Naily Syahidah, mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta, Jurusan Satra Inggris, sekarang mempunya bisnis catering. Sholihah Naily Syahidah menikah diusia 20 tahun, sudah memiliki 2 anak.
  4. Muhammad Asad Nuzulul Haq, mahasiswa di Institut Pertanian Bogor. Muhammad Asad Nuzulul Haq mempunyai banyak aktivitas diantaranya pecinta alam, aktivis masjid Al-Huriyyah, pernah menjadi pemimpin koran kampus IPB, Pengurus Komunitas Pelajar Pembangun Moral (KP2M) dan sekarang sibuk mengurus studio photo sebagai maisyah dan sekarang sedang mengerjakan tugas akhir dari fakultas kehutanan IPB.
  5. Muhammad Syahid Ul Haq, lulusan Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo dan sekarang menjadi tenaga pengajar di rumah tahfidz Ar-Raihan sekaligus memiliki bisnis online.
  6. Sholihah Putri Syahidah, kelahiran tahun 1998, mahasiswa Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa. Sholihah Putri Syahidah sejak kecil sudah aktif berbagai kegiatan, diantaranya aktif di rohis, juara pencak silat SMP se-Magelang dan juara taekwondo tingkat kabupaten di Sumbawa.
  7. Halimah Nur Shabrina, kelahiran tahun 2000, Halimah Nur Shabrina memiliki ciri khusus yakni waktu kecilnya termasuk hiperaktif dan terlambat bicara, tetapi begitu sudah bisa bicara, Halimah Nur Shabrina menjadi pembicara yang baik dan benar. Halimah Nur Shabrina juga hoby membaca buku, hari-hari disibukan dengan membaca buku, semua buku pernah dibaca, mulai dari buku-buku di sekolah hingga di perpustakaan dibaca. Penulis Fan Fiction dan juga termasuk dalam finalis karya ilmiah di DIY untuk bidang astronomi.
  8. Himmah Aliyah, sekarang menekuni tahfidz Al-Qur’an di Sragen, Halimah Nur Shabrina suka menggambar dan bercita-cita ingin menjadi komikus yang sekaligus juga penghafal Al-Qur’an.

Prodoct Knowladge

  • Anak Usia Dini (Dibawah 5 tahun)          
-          Akses web educlass.co.id
-      Akses aplikasi android onlinekonselor.id
-      Dibersamai oleh narasumber berpengalaman
-          15 materi yang disampaikan dalam bentuk video dan narasi
-          Gratis konsultasi dengan narasumber selama 1 bulan
-      Bebas Bertanya Mengeni Parenting
  • Anak Menuju Usia Baligh (Diatas 5 tahun)
-          Akses web educlass.co.id
-      Akses aplikasi android onlinekonselor.id
-      Dibersamai oleh narasumber berpengalaman
-          12 materi yang disampaikan dalam bentuk video dan narasi
-          Gratis konsultasi dengan narasumber selama 1 bulan
-      Bebas Bertanya Mengeni Parenting

Apa Yang Akan Anda Pelajari

  • Usia Dini
  1. Mendidik Anak, kapan dimulai?
  2. Mendidik anak dalam kandungan
  3. Mendidik anak beribadah sejak dini
  4. Mendidik anak mandiri sejak dini
  5. Membentuk karakter islami pada anak
  6. Mendidik aqidah anak
  7. Toilet training untuk anak
  8. Pendidikan seks pada anak
  9. Mengajarkan Alqur’an sejak dini
  10. Mengajarkan disiplin pada anak.
  11. Bagaimana membuat anak senang belajar?
  12. Mengenalkan halal dan haram sejak dini
  13. Mengajarkan etika / adab islami sejak dini
  14. Mengajarkan penggunaan gadget pada anak.
  15. Melatih anak pandai bersosialisasi
  • Usia Menuju Baligh
  1. Pendidikan Anak Menuju Baligh
  2. Mendidik Anak Tahan Bully
  3. Mengajarkan Anak Gemar Membaca
  4. Mendidik Remaja Putri Menuju Baligh
  5. Mendidik Anak Terampil Mengerjakan Rumah Tangga
  6. Mendidik Anak Cinta Ibadah
  7. Memotivasi Anak Untuk Anak Senang Belajar
  8. Mendidik Anak Untuk Mencintai Al-Qur’an
  9. Membuat Anak Menemukan Kecerdasan
  10. Mendidik Anak Memiliki Sifat Sabar
  11. Bagaimana Menanamkan Kejujuran Kepada Anak
  12. Mendidik Anak Sesuai Dengan Fitrah

Keuntungan Mengikuti Kelas Ini

  1. Memiliki Skill Dan Kemampuan Yang Tidak Akan Lepas Dan Hilang Dari Hidup Anda
  2. Materi Yang Diberikan Berdasarkan Pengalaman Langsung Oleh Sang Narasumber
  3. Disusun Berdasarkan Kebutuhan Keluarga Modern Saat Ini
  4. Mengikuti Tren Dan Membiasakan Gaya Belajar Modern Sebagai Solusi Di Tengah Kesibukan Anda
  5. Informasi Yang Jelas Dan Fokus Pada Solusi Masalah Anak Serta Keluarga
  6. Dipandu Langsung Oleh Sang Ahli Yang Berpengalaman Selama 20 Tahun Di Bidang Parenting

GRATIS Ebook

7 Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak

Paradigma mengenai percaya diri sudah banyak berubah. Percaya diri berbeda dengan berani, karena berani belum tentu percaya diri. Untuk meningkatkan keberanian itu mudah, tetapi untuk menumbuhkan percaya diri butuh pengetahuan lebih agar  menetap di dalam diri manusia.
Dalam ebook ini anda akan mempelajari :
  • Keahlian meningkatkan motivasi anak dengan mudah
  • Pola asuh yang benar dan tepat untuk menciptakan anak percaya diri
  • Mempersiapkan resiko gagal pada anak dan mengatasi rasa kecewanya
  • Bagaimana memberikan pujian yang tepat sasaran, sehingga anak tidak besar kepala
  • Cara membantu anak untuk berani bersosialisasi dengan sesama dan lingkungannya
  • Memahami jebakan kepribadian anak

RASA PERCAYA DIRI ANAK ADALAH WARISAN TERINDAH BAGI ANAK DARI ORANGTUA

Cara Pendaftaran


Berapa Investasinya?

Penawaran Khusus hanya untuk 10 pendaftar pertama
Rp 500.000,-

Rp 300.000,-

AYOO BURUAN, 

KESEMPATAN TERBATAS!!

Comments